WELCOME TO MY BLOG

Wednesday, April 6, 2011

khasiat ASI

BAHWA ASI atau air susu ibu lebih baik dari susu formula, sampai saat ini, tak diragukan lagi. Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa bayi yang menetek pada ibunya akan lebih cerdas dan bongsor dibandingkan dengan bayi yang minum susu formula. Dan kini, pamor itu semakin kukuh berkat penelitian terbaru dari Dokter Saleh Alkatiri, 49 tahun. Penelitian selama 18 bulan yang dilakukannya di Sidoarjo, Jawa Timur, itu telah diuji di hadapan tim penguji Pascasarjana Universitas Airlangga, Rabu pekan lalu. Saleh Alkatiri, ahli mikrobiologi, mempertahankan tesisnya dengan baik dan meraih gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan. Dari penelitiannya, terbukti bahwa ASI mampu menciptakan kekebalan tubuh bayi, terutama dalam menghadapi serangan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan sakit perut atau gastroentritis akut (GEA). Dalam ISPA termasuk penyakit radang paru-paru, influenza, dan pertusis (batuk), sedangkan di kelompok GEA ada penyakit perut (radang lambung dan usus), diare, disentri, tifus, dan muntaber. Imunisasi alamiah ini penting karena ISPA dan GEA adalah penyakit utama penyebab kematian bayi. Mengapa ASI mampu menghadang ISPA dan GEA? Berdasarkan penelitian Saleh, ASI mengandung bahan kekebalan tubuh imunoglobulin A (Ig.A) dan imunoglobulin M (Ig.M). Ig.A adalah antibodi yang berfungsi menggumpalkan dan menghancurkan kuman, sedangkan Ig.M mencegah perkembangbiakan virus, menetralisasi racun, dan menghancurkan jasad renik. Saleh, dalam penelitian ini, mengamati 183 sampel dari para ibu yang berusia 18-25 tahun dan menyusui bayi pada periode semester pertama. Hasil penelitiannya membuktikan bagaimana Ig.A dan Ig.M dalam ASI mampu membentengi tubuh bayi dari rongrongan ISPA dan GEA. Hasil penelitian Saleh membuktikan, dari bayi yang menetek pada ibu yang bergizi baik, 61 bayi (73,5%) cenderung sehat, sementara penderita ISPA dan GEA hanya 22 bayi (26,5%). Angka ini berbanding terbalik dengan jumlah bayi penyakitan dari ibu yang kekurangan kalori protein (KKP) dan penderita anemia gizi. Dari 38 bayi yang menetek pada ibu penderita KKP, hanya 10 bayi (26,3%) yang sehat. Sisanya, 28 bayi (73,7%), cenderung sakit ISPA dan GEA. Sementara itu, jika ibu penderita anemia gizi menyusui bayinya, sekitar 50% dari bayi itu sehat, sedangkan separuh lagi menderita ISPA dan GEA. Perbandingan tingkat ancaman terkena ISPA dan GEA ini sebanding dengan kesimpulan penelitian Saleh: kadar Ig.A dan Ig.M yang dihasilkan dari ASI ibu bergizi baik lebih tinggi daripada kadar Ig.A dan Ig.M pada ibu yang menderita KKP dan anemia gizi. "Besarnya kadar Ig.A dan Ig.M di dalam ASI, selain ditentukan oleh periode waktu menyusui, juga ditentukan oleh status gizi," kata staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini kepada TEMPO. "ASI memang mengandung bahan kekebalan tubuh yang mampu melindungi bayi dari infeksi," komentar Profesor Erwin Sarwono, Kepala Laboratorium Neonatologi Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya. Untuk itu, para ibu perlu diyakinkan agar menyusui bayi mereka. Dari ibu-ibu yang baru melahirkan, ada 25% yang enggan menyusui bayinya. Selain menyusui bayinya, ibu yang baru melahirkan juga perlu memperhatikan gizi yang dikonsumsi olehnya. Untuk diketahui, ancaman terkena ISPA dan GEA pada bayi yang diberi susu formula adalah empat sampai tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang dibesarkan dengan ASI. Gatot Triyanto dan Kelik M. Nugroho

SUMBER : http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1994/01/29/KSH/mbm.19940129.KSH1318.id.html

No comments:

Post a Comment